Di tengah barisan nama-nama besar jebolan La Masia seperti Messi, Iniesta, Pedro, hingga Thiago Alcantara, ada satu nama yang sempat bersinar terang—walau sebentar: Isaac Cuenca. Winger lincah asal Spanyol ini pernah disebut sebagai “next Pedro,” bahkan sempat dijadikan starter oleh Pep Guardiola di skuat utama Barcelona.
Tapi seperti yang sering kejadian di dunia sepak bola, bukan cuma skill yang menentukan arah karier lo. Ada juga faktor yang lebih kejam: cedera. Dan sayangnya, itulah yang akhirnya jadi musuh utama Cuenca.

Profil Singkat: Siapa Isaac Cuenca?
- Nama lengkap: Joan Isaac Cuenca López
- Tanggal lahir: 27 April 1991
- Tempat lahir: Reus, Spanyol
- Tinggi badan: 1,80 m
- Posisi: Winger kanan / kiri
- Kaki dominan: Kiri
- Klub terkenal: FC Barcelona, Ajax, Granada, Hapoel Be’er Sheva
- Status sekarang: Pensiun dini (2023) akibat cedera lutut kronis
Cuenca punya gaya main yang atraktif—bisa dribel di sisi sayap, punya cut-inside yang licin, dan sangat cocok buat sistem tiki-taka yang mengandalkan kombinasi sempit dan timing cepat.
Breakthrough di Era Pep: Sinar Cepat dari La Masia
Cuenca mulai gabung akademi Barca sejak usia belasan, lalu naik ke tim B sebelum akhirnya diangkat Pep ke tim utama Barcelona di musim 2011–12. Waktu itu dia bersaing langsung sama Alexis Sánchez dan Pedro di sisi sayap, dan masih bisa dapet menit main. Itu udah bukti besar.
Beberapa highlight-nya di Barca:
- Cetak gol di Liga Champions dan La Liga
- Dapat kepercayaan jadi starter di laga penting
- Bikin assist buat Messi dan Fabregas
- Main di skuat yang isinya legenda semua
Banyak fans waktu itu ngira Cuenca bakal jadi salah satu pilar masa depan Blaugrana. Tapi cedera lutut mulai sering datang. Dan dari situ, jalur kariernya mulai belok.
Cedera: Awal dari Jalan yang Gak Mudah
Setelah musim menjanjikan di Barca, Cuenca mulai diganggu cedera lutut serius. Operasi demi operasi bikin dia absen panjang. Mental drop, ritme permainan hancur, dan pelatih mulai ragu ngasih kepercayaan lagi.
Dia akhirnya dipinjamkan ke Ajax Amsterdam—tapi cedera datang lagi. Main cuma beberapa pertandingan. Setelah itu kontraknya di Barcelona gak diperpanjang.
Pindah-Pindah Klub: Perjuangan Tanpa Spotlight
Setelah lepas dari Barcelona, Cuenca masuk ke fase “survive mode.” Dia main buat beberapa klub:
- Deportivo La Coruña (La Liga)
- Granada
- Hapoel Be’er Sheva (Israel) – sempat dapat performa bagus
- Sagan Tosu (Jepang)
- Vegalta Sendai
- Bursaspor (Turki)
Di tiap klub, Cuenca tunjukin semangat yang luar biasa. Dia tahu dia gak bakal bisa balik ke level Barcelona, tapi dia tetap main dengan profesionalisme tinggi.
Waktu di Jepang, dia bahkan sempat jadi andalan, nyetak beberapa gol, dan dapet respek dari fans lokal.
Gaya Main: Winger Klasik dengan Teknik La Masia
Cuenca adalah winger dengan ciri khas:
- Dribel pendek cepat
- Suka cut inside dari sisi kanan (kaki kiri dominan)
- Kombinasi umpan satu-dua ala La Masia
- Vision bagus, tahu kapan harus tarik bek dan kapan harus lepas bola
Dia gak terlalu cepat dalam sprint jarak jauh, tapi unggul di ruang sempit dan decision-making yang taktis.
Kalau bukan karena cedera, Cuenca mungkin bisa jadi salah satu winger top La Liga, atau minimal langganan tim nasional Spanyol.
Pensiun Dini: Akhir Jalan di Usia 30-an
Tahun 2023, Cuenca resmi pensiun dari sepak bola karena cedera lutut kronis yang gak sembuh total. Lutut kirinya gak bisa lagi dipaksakan untuk latihan intensitas tinggi, dan daripada ngerusak hidup jangka panjang, dia memutuskan berhenti.
Tapi dia pensiun dengan kepala tegak. Karena selama kariernya, dia gak pernah lepas dari kerja keras, dan gak pernah nyerah walaupun jalannya makin berat.
Warisan Cuenca: Pemain yang Dikenal karena Skill dan Mental
Meskipun karier Cuenca gak setenar teman-temannya dari generasi yang sama (kayak Thiago, Tello, atau Bartra), dia tetap dikenang sebagai:
- Salah satu dari sedikit pemain La Masia yang pernah main reguler di tim Pep
- Pemain yang gak pernah drama walau terus digeser dan dipinjamkan
- Bukti kalau karier bola itu bukan cuma soal bakat, tapi juga soal luck dan ketahanan fisik
Dan buat fans lama Barcelona, nama Cuenca masih punya tempat tersendiri di memori—karena dia bagian dari era emas yang gak akan keulang.
Kesimpulan: Isaac Cuenca, Sang Bakat Halus yang Tersandung Realita Dunia Sepak Bola
Isaac Cuenca pernah jadi simbol harapan dari akademi terbaik di dunia. Tapi kariernya nunjukkin satu hal penting: bahkan talenta top pun gak selalu punya jalan mulus.
Dia tetap layak dihormati bukan karena berapa banyak trofi yang dia angkat, tapi karena keteguhan dan rasa cintanya terhadap sepak bola. Bahkan di luar spotlight, dia tetap fight sampai akhir.